Pengikut

Selasa, 10 Januari 2012

Perbedaan Itu Indah tapi Complicated (Indonesia)

Perbedaan itu indah tetapi rumit, itulah yang saya rasakan setelah mengikuti kuliah Humanistic selama semester ini. Begitu banyak masalah atau isu – isu menarik yang telah kami kupas hingga terjadi perdebatan. Selama perdebatan itu juga banyak sekali pendapat dan informasi menarik yang belum saya ketahui sehingga menjadi pengetahuan yang tak ternilai harganya bagi saya. Saya lahir dan besar di Bali, di lingkungan yang homogen jadi saya merasa tidak pernah ada perbedaan agama atau suku adat. Walaupun sesungguhnya Indonesia terdiri dari beragam suku, adat istiadat dan agama, tapi sebelum saya tingggal di jakata saya belum merasakan perbedaan itu. Sekarang setelah saya berada di daerah yang benar – benar asing saya rasakan dengan perbedaan – perbedaan yang ada membuat saya harus beradaptasi. Terlebih lagi saat ini saya menjadi minoritas, hal ini membuat saya sering menjadi objek atau sumber informasi bagi teman – teman untuk mengenal lebih jauh pulau Bali itu. Saya pun semakin mengenal bagaimana perbedaan itu, saya bisa mengenal lebih jauh juga budaya adat istiadat dan agama teman saya yang lain. Semua itu mendorong saya untuk belajar menghargai dan menghormati orang lain. Itu juga yang membuat saya  mengatakan perbedaan yang ada adalah keindahan yang tak ternilai harganya.
Perbedaan itu sesungguhnya berasal dari hal yang sama. Hanya kadang kala waktu, tempat dan keadaanlah yang membuatnya terlihat berbeda. Seperti teman saya yang muslim sholat 5 kali sehari sedangkan saya juga 3 kali sehari begitu juga dengan umat beragama yang lain. Setiap agama tentu memiliki jadwal tersendiri untuk beribadah. Begitu juga dengan perbedaan suku dan adat istiadat tiap – tiap daerah, setiap daerah tentu memiliki persamaan dengan yang lain seperti sama – sama memiliki rumah adat, tarian, masakan atau bahasa daerah hanya namanya yang berbeda. Hal ini membuat Indonesia tampak begitu unik di mata dunia.
Perbedaan indah yang makin saya sadari itu ternyata dilain tempat juga menimbulkan berbagai masalah sensitive yang berkembang menjadi konflik bahkan hingga merenggut korban jiwa. Betapa mirisnya sebuah kejadian yang tak pernah kita inginkan itu terjadi disekitar kita. Mungkin bila saya tidak mengikuti kuliah ini saya tidak akan menyadari apa arti dibalik peristiwa atau konflik yang terjadi karena perbedaan agama dan suku tersebut.  Semua peristiwa itu ada sebab dan dampak yang patut kita ambil, agar tidak terulang kembali. Seperti peristiwa ahmadiyah yang telah menyentuh hati saya. Betapa  tidak menghargai arti kemanusian  sehingga dengan mudah menyakiti  sesama manusia bila hal itu terulang lagi. Kendati pun mereka memiliki perbedaan dengan kita akankah kita menyakiti orang lain? Indonesia adalah negeri yang beragama yang percaya dengan adanya Tuhan.  Seperti yang saya ketahui ajaran Tuhan mengajarkan kita untuk saling mengasihi dan menjaga ciptaan Tuhan dan saya rasa semua agama juga mengajarkan hal tersebut. Humanistic studies telah membuka hati dan pikiran saya untuk ikut memikirkan peristiwa tersebut. Awalnya saya tak pernah peduli dengan masalah seperti itu bahkan saya ingin menjauhkan diri dari semua masalah itu. Padahal sesungguhnya kejadian tersebut juga merupakan bagian dari kita. Bagaimana cara kita untuk mengkritisi kenapa masalah tersebut bisa terjadi dan apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah peristiwa tersebut terulang lagi.
Kuliah yang berlangsung sekitar satu setengah jam setiap minggu itu telah memberi arti baru dalam hidup saya untuk melihat dari sisi yang berbeda suatu masalah yang timbul dalam kehidupan ini. Humanistic study memang selalu membahas hal yang sensitive dan bersifat personal seperti kepercayaan seseorang tapi sesungguhnya kita dapat belajar untuk lebih mengenal dan menghargai orang lain didalamya. Hal ini sangat penting untuk kita kenal sebagai calon guru yang professional dan mengajar di Indonesia nantinya. Sehingga saat kita mengajar nanti kita tahu apa yang seharusnya kita lakukan bila menghadapi siswa yang berasal dari berbeda suku atau agama. Apalagi kuliah ini dikemas dalam diskusi kelompok dan dosen tamu yang lebih ahli dibidangnya sehingga mahasiswa bisa mengenal lebih jauh materi tersebut. Saya kira sejauh ini mata kuliah ini telah tersaji dengan baik dan menarik, saya berharap mata kuliah ini akan terus diberikan kepada semua mahasiswa agar bisa mendapat manfaat yang saya rasakan. 

By: Asih Lovely