Pengikut

Selasa, 27 September 2011

Differences is Beautiful

Manusia diciptakan Tuhan dengan kelebihan dan kekurangannya masing – masing. Itulah yang membuat kita memiliki perbedaan, dan setiap perbedaan memiliki keunikan masing – masing. Bukan berarti perbedaan diantara kita itu tidak indah, bahkan dari perbedaan itu kita bisa berbagi kelebihan dan mengisi kekurangan kita. Seperti mahasiswa Sampoerna School of Education (SSE) yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Kami berinteraksi seperti biasa satu sama lain dengan tetap memegang teguh kebiasaan masing – masing dan menghormati kebiasaan orang lain.
Mahasiswa yang berasal dari berbagai suku itu ada dari Sunda, Jawa, Bali, Batak, Pelembang hingga Kalimantan semua bersatu di SSE. Kita belajar untuk bisa menjadi guru professional yang berbeda dengan guru yang biasa kita kenal. Kita tidak hanya memilki perbedaan daerah asal tapi juga perbedaan agama dan kepercayaan. Itu bukan masalah besar buat kami, justru kehidupan beragama yang cukup akrab. Hal itu terlihat ketika acara halal bihalal yang setiap tahun dilakukan di kampus, semua mahasiswa mengikuti acara tersebut tanpa terkecuali umat Kristen, Katolik dan Hindu. Begitu sebaliknya bila Natal dan Nyepi tiba mahasiswa saling menghargai kebiasaan satu sama lain. Kita bisa melihat miniatur Indonesia di SSE, ada berbagai keunikan dari daerah masing – masing yang bisa menambah pengetahuan kita tentang daerah lain di Indonesia. Tak banyak di kampus lain di Indonesia, mahasiswa bisa menemukan keragaman dalam kebersamaan seperti di SSE.
Perbedaan itu pun berlangsung tidak hanya saat hari raya agama saja.  Setiap hari, saat keadaan  asyik mengerjakan tugas tiba waktu sholat, umat yang lain pun memepersilakan dan menunggu teman untuk sholat, setelah itu baru melanjutkan kegiatan kembali. Perbedaan yang begitu indah. Keselarasan dan keseimbangan antara hubungan kita dengan Tuhan dan sesama adalah kebahagian yang tak ternilai harganya. Bila keharmonisan dengan Tuhan dan Sesama telah tepelihara dengan baik maka keharmonisan dengan alam pun bisa kita wujudkan dengan baik pula. Hal ini sesuai dengan konsep Tri Hita Karana dalam ajaran agama Hindu yang selalu membina hubungan baik dengan Tuhan, Sesama dan Lingkungan.
Perbedaan yang indah ini makin saya sadari pada saat mata kuliah Humanistic Study beberapa hari yang lalu. Saat saya ditanya tentang identitas diri dan bagaimana identitas membawa kita pada sebuah perbedaan dengan orang lain. Saya menyadari ternyata setiap orang memiliki ciri khas dan keunikan masing – masing. Harapan terbesar yang ingin saya dapatkan dalam mata kuliah ini adalah saya bisa memahami identitas diri sendiri dan juga orang lain, kemudian menghargai setiap perbedaan kebiasaan yang ada sebagai tambahan pengetahuan dalaam memahami orang lain khususnya sebagai bekal nanti dalam mengajar. Tentu saat mengajar nanti kita akan bertemu dengan siswa dari berbagai latar belakang yang berbeda juga. 
By : Luh Putu Ariasih

Jumat, 23 September 2011

Cokelat di hari Valentine

Anugerah Tuhan yang mungkin tak bisa kita bayangkan begitu berharga adalah suatu keberuntungan. Kenapa? Banyak orang beruntung di dunia ini, misalnya orang miskin yang tiba - tiba menang lotre, atau seseorang yang dipertemukan dengan jodohnya disuatu peristiwa kebetulan. Bisa juga seorang anak yang mendapat hadiah dari orang tuanya. Keberuntungan bisa membawa kebahagian pada seseorang, atau bahkan sebaliknya. Misalnya karena dia anak dari seseorang yang beruntung jadi hidupnya bahagia. 


Bicara soal keberuntungan, saya punya pengalaman yang tak dapat diduga waktu SMA, saya anak kurang mampu yang sebelumnya belum jelas bisa melanjutkan SMA atau tidak. Saat saya diterima di SMA favorit di daerah saya, saya langsung didekatkan oleh teman - teman hebat yang selalu membantu saya. Salah satunya teman sekosan, yang mengizinkan saya tinggal dirumahnya selama sekolah. Sampai dengan urusan keuangan pun kadang saya sering pinjam ke dia. Selain itu kita juga sering jalan bareng, shoping bareng padahal tak punya uang. luluran bareng, belajar pun kadang. Pokoknya have Fun deh. Sampai dengan urusan pacaran pun hanya kita berdua yang tahu. Seperti apapun  orang tua tak mengizinkan kita pacaran, kita just the way you are. Bahkan hubungan temen saya dengan pacar Backstreetnya dulu masih langgeng. Tak pernah terbayangkan saya bisa berteman dengan dia, karena dulu kita beda jauh. Dia anak seorang insinyur pertanian berhasil dan saya hanya anak petani kecil yang tiap hari harus membantu orang tua di sawah. Kurang waktu bermain, belajar hanya seperlunya apalagi jalan - jalan. Sehingga Begitu SMA saya langsung pilih kos, bukan untuk menghindari tugas dari orang tua tapi biar focus belajar, saat itu juga bisa menikmati indahnya menjadi anak remaja. Terlepas dari pekerjaan rumah dan bisa bermain ke Pantai yang jaraknya hanya beberapa meter dari kosan. tentunya bersama sahabat saya itu. Keberuntungan itu pun saya nikmati. Tapi saya juga tetap rajin belajar. saking rajinnya saya ikut beberapa kelompok belajar di sekolah. hingga tiap hari saya pulang jam 4 sore. Padahal temen - temen yang lain pulang jam 2. Tapi saya selalu semangat, mengerjakan dan melakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawab saya. Saya sudah merasa cukup beruntung bisa sekolah lagi. Walaupun saya belum tahu akan melanjutkan ke mana, eits maksud saya belum tahu melanjutkan atau tidak. 

Bila Valentine tiba, kita selalu dapat cokelat ada atau pun tak ada pacar. Saat Valentine pertama kita merayakan bersama satu kosan kepantai, temanku dapet cokelat kita makan bersama. Valentine kedua kita sama - sama tak ada pacar. Ehhh.. tak disangka ada cwok darimana datenganya nembak saya dengan cokelatnya, jiah takdir makan cokelat adalah keberuntungan. Sampai akhirnya Valentine ketiga, persiapan UN dalam suasana tegang menghadapi UN yang makin sulit. Tak disangka ada kiriman cokelat satu kotak dari sahabat kecilku di Palu. Satu minggu cokelat itu tak habis saking banyaknya. 
Tapi kini entah, karena jarak dan kala kita jarang bertemu. Dia melanjutkan Studi kebidanannya di Denpasar dan setelah bekerja satu tahun di Denpasar saya pun memilih melanjutkan lagi di Jakarta. Tapi keberuntungan selama tiga tahun itu buat saya adalah moment yang tak bisa saya hapus dalam jejak hidup saya. mungkin tanpa keberuntungan itu saya pun tak akan mampu menulis di sini.


Untuk itu, Tak lupa saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan, dengan segala kesempurnaanya dalam mengatur hidup ciptaannya.