Persoalan agama adalah masalah yang bersifat personal, semua
itu berdasarkan keyakinan setiap orang. Entah itu percaya kepada Tuhan atau
tidak, dan yang percaya mereka memiliki cara tersendiri tentang kepercayaan
terhadap Tuhan. Seperti yang tercantum dalam Undang – Undang Dasar 1945 pasal
29, pemerintah Indonesia memberikan kebebasan kepada seluruh rakyat Indonesia
untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing – masing. Salah satu agama yang
diakui oleh negara adalah agama Hindu, agama yang mayoritas penganutnya ada di
Pulau Bali.
Konsep
ajaran agama merupakan wahyu dari Tuhan yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat
dan seiring dengan perkembangan peradababan manusia akan membuat perbedaan
tersendiri bagi penganutnya. Contohnya saja agama Hindu, nama yang tertulis
rapi dalam KTP saya, sering kali orang bertanya kepada saya apakah anda benar –
benar umat Hindu? Saya mengenal agama Hindu sejak saya baru lahir, orang tua
mendidik dan membesarkan saya dalam tradisi Bali yang bernuansa Hindu. Banyak
sekali upacara yang dilakukan orang tua saya dari saya masih dalam kandungan
hingga sekarang. Begitu juga dengan makna – makna ajaran agama Hindu yang ditanamkan
oleh guru agama saya yang masih saya yakini sampai sekarang.
Selama
saya menjadi penganut agama Hindu saya sering melihat perbedaan cara membuat
Banten ( sarana sembahyang) antara satu daerah dengan daerah lain di Bali. Perbedaan
itu biasanya berdasarkan desa, kala, patra suatu daerah yang artinya perbedaan
tempat, waktu dan adat istiadat yang mereka sepakati bersams. Hal ini berkaitan
dengan pendapat Clifford Geertz yang
mengatakan bahwa agama sebagai sistem budaya dalam masyarakat. Kepercayaan atau
wahyu yang diterima di belahan dunia lain disebarkan, berkembang dalam
masyarakat di Indonesia. Kemudian kepercayaan itu berbaur dengan budaya
setempat. Sehingga melahirkan budaya baru yang mengandung nilai – nilai agama.
Seperti kebiasaan masyarakat desa Sesetan di Bali yang menggelar acara omed-
omedan tiap kali hari raya Nyepi tiba, padahal didearah lain di Bali tidak ada.
Hal ini cukup membuktikan bahwa agama adalah bagian dari budaya yang lahir dan
berkembang di masyarakat. Hal inilah yang menimbulkan perbedaan itu.
Perbedaan
itulah yang membuat saya yakin bahwa agama Hindu adalah agama yang sesuai
dengan konsep Tuhan yang saya yakini, fleksibel dan tidak kaku tapi konsisten.
Maksudya walaupun tiap daerah di Bali memiliki cara tersendiri dalam beryadnya tapi cara itu tetap berhubungan,
tetap terpelihara dan berkembang hingga kini. Sesungguhnya makna dalam ajaran
agama Hindu itu sama di setiap daerah di Bali. Hanya kadang cara mereka
mengaplikasikannya berbeda sesuai dengan desa, kala, patra masing – masing
daerah. Mungkin karena itulah agama Hindu di Bali masih tetap ajeg.
Selain
itu, saya dapat mengenal dan meyakini Tuhan melalui manifestasi Tuhan, sifat –
sifat Tuhan dan ajaran - Nya yang selalu memegang teguh Dharma atau kebenaran.
Seperti ajaran Tri Hita Karana adalah
salah satu ajaran agama Hindu yang membuat saya tetap percaya dengan kemahakuasaan
Tuhan. Ajaran itu selalu mengingatkan bahwa kita hidup tidak sendiri sehingga
kita harus menjaga hubungan baik dengan Tuhan, sesama manusia dan alam sekitar
untuk mendapatakan kebahagian. Sang Hyang Widi memang tak dapat dilihat ataupun
di sentuh namun bisa dirasakan. Dewa adalah manifestasi Tuhan dalam menjalankan
tugasnya mengatur jagad raya ini, ada sembilan dewa yang menguasai sembilan
penjuru mata angin yang dikenal dengan Dewa Nawa Sanga. Selain itu, agama Hindu
mengenal ajaran karmapala yang selalu mendorong saya untuk selalu berbuat
kebajikan kepada mahluk lain baik itu manusia, binatang ataupun tumbuhan. Baik
dan buruk yang kita lakukan di dunia ini cepat atau lambat akan berbuah menjadi
pahala yang baik atau buruk.
Sang
Hyang Widi memang hanya bisa saya bayangkan dan rasakan, tapi saya percaya
Tuhan itu ada. Saat saya mengalami kehancuran, kesedihan dan kesalahan pun
hanya pada Tuhanlah saya bisa bercerita dan mendapatkan semangat kembali. Jika
saya berdoa, saya sering mengucapkan permohonan kepada- Nya. Ada satu doa saya
yang benar – benar terwujud sampai sekarang dan itu sangat berarti bagi saya,
keluarga saya dan semua sahabat saya. Sang Hyang Widi juga membuat saya yakin
bisa menjalani hidup sampai sekarang, mengajari saya arti hidup yang sebenarnya.
Saya menyakini Tuhan itu ada karena Tuhan berperan besar dalam hidup saya dan
selalu ada untuk saya. Walau saya sadari begitu banyak perbedaan yang ada
diantara umat Hindu atau pun umat beragama lain yang sering membatasi saya
dalam bergaul. Saya kira itu sah – sah saja tergantung mereka menafsirkan Tuhan
seperti apa. Untuk itulah kita harus memiliki rasa saling menghormati dan
menghargai satu sama lain demi ketentraman dan kedamaian hidup kita.
By Luh Putu Ariasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar