Pengikut

Jumat, 23 September 2011

Cokelat di hari Valentine

Anugerah Tuhan yang mungkin tak bisa kita bayangkan begitu berharga adalah suatu keberuntungan. Kenapa? Banyak orang beruntung di dunia ini, misalnya orang miskin yang tiba - tiba menang lotre, atau seseorang yang dipertemukan dengan jodohnya disuatu peristiwa kebetulan. Bisa juga seorang anak yang mendapat hadiah dari orang tuanya. Keberuntungan bisa membawa kebahagian pada seseorang, atau bahkan sebaliknya. Misalnya karena dia anak dari seseorang yang beruntung jadi hidupnya bahagia. 


Bicara soal keberuntungan, saya punya pengalaman yang tak dapat diduga waktu SMA, saya anak kurang mampu yang sebelumnya belum jelas bisa melanjutkan SMA atau tidak. Saat saya diterima di SMA favorit di daerah saya, saya langsung didekatkan oleh teman - teman hebat yang selalu membantu saya. Salah satunya teman sekosan, yang mengizinkan saya tinggal dirumahnya selama sekolah. Sampai dengan urusan keuangan pun kadang saya sering pinjam ke dia. Selain itu kita juga sering jalan bareng, shoping bareng padahal tak punya uang. luluran bareng, belajar pun kadang. Pokoknya have Fun deh. Sampai dengan urusan pacaran pun hanya kita berdua yang tahu. Seperti apapun  orang tua tak mengizinkan kita pacaran, kita just the way you are. Bahkan hubungan temen saya dengan pacar Backstreetnya dulu masih langgeng. Tak pernah terbayangkan saya bisa berteman dengan dia, karena dulu kita beda jauh. Dia anak seorang insinyur pertanian berhasil dan saya hanya anak petani kecil yang tiap hari harus membantu orang tua di sawah. Kurang waktu bermain, belajar hanya seperlunya apalagi jalan - jalan. Sehingga Begitu SMA saya langsung pilih kos, bukan untuk menghindari tugas dari orang tua tapi biar focus belajar, saat itu juga bisa menikmati indahnya menjadi anak remaja. Terlepas dari pekerjaan rumah dan bisa bermain ke Pantai yang jaraknya hanya beberapa meter dari kosan. tentunya bersama sahabat saya itu. Keberuntungan itu pun saya nikmati. Tapi saya juga tetap rajin belajar. saking rajinnya saya ikut beberapa kelompok belajar di sekolah. hingga tiap hari saya pulang jam 4 sore. Padahal temen - temen yang lain pulang jam 2. Tapi saya selalu semangat, mengerjakan dan melakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawab saya. Saya sudah merasa cukup beruntung bisa sekolah lagi. Walaupun saya belum tahu akan melanjutkan ke mana, eits maksud saya belum tahu melanjutkan atau tidak. 

Bila Valentine tiba, kita selalu dapat cokelat ada atau pun tak ada pacar. Saat Valentine pertama kita merayakan bersama satu kosan kepantai, temanku dapet cokelat kita makan bersama. Valentine kedua kita sama - sama tak ada pacar. Ehhh.. tak disangka ada cwok darimana datenganya nembak saya dengan cokelatnya, jiah takdir makan cokelat adalah keberuntungan. Sampai akhirnya Valentine ketiga, persiapan UN dalam suasana tegang menghadapi UN yang makin sulit. Tak disangka ada kiriman cokelat satu kotak dari sahabat kecilku di Palu. Satu minggu cokelat itu tak habis saking banyaknya. 
Tapi kini entah, karena jarak dan kala kita jarang bertemu. Dia melanjutkan Studi kebidanannya di Denpasar dan setelah bekerja satu tahun di Denpasar saya pun memilih melanjutkan lagi di Jakarta. Tapi keberuntungan selama tiga tahun itu buat saya adalah moment yang tak bisa saya hapus dalam jejak hidup saya. mungkin tanpa keberuntungan itu saya pun tak akan mampu menulis di sini.


Untuk itu, Tak lupa saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan, dengan segala kesempurnaanya dalam mengatur hidup ciptaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar